Antara Mitos dan Fakta Seputar Dunia Musik



1.1. OTODIDAK VS KURSUS
Mitos :
Belajar musik secara otodidak itu belajar sendiri tanpa guru musik, buku musik, dan tidak perlu membaca not balok.

Fakta :
Belajar musik secara otodidak itu sebenarnya hanya belajar tanpa bimbingan guru musik secara langsung. Jika belajar musik dengan tidak pernah konsultasi kepada guru musik, mencari sumber dari buku musik, dan tidak memahami not balok, hal tersebut diibaratkan menjadi Presiden tapi tidak pernah sekolah, maka tidaklah mungkin bisa mahir dalam musik.
Jadi, belajar musik bisa dengan melalui kursus musik (bimbingan guru secara langsung) dan belajar sendiri (otodidak) dengan mencari sumber yang benar/bimbingan guru secara tidak langsung.
Manakah yang lebih baik? Hanya kebutuhan dari siswa itu sendiri yang menentukan mana yang terbaik yang dapat dilakukan.

1.2. NOT BALOK
Mitos :
Pemain musik yang mahir adalah bisa memainkan alat musik tanpa bisa membaca dan menulis not balok.

Fakta :
Memang banyak yang bisa memainkan alat musik tanpa bisa membaca dan menulis not balok.
Namun not balok itu sendiri sebenarnya menyimpan rahasia dari pembuatan lagu yang baik dan benar.
Jika artis bisa membuat lagu tanpa bisa membaca dan menulis not balok, hal tersebut diibaratkan seorang ilmuwan bergelar profesor tapi tidak bisa membaca dan menulis.
Jadi, not balok dapat menolong musisi untuk menghasilkan lagu yang baik dan benar.


1.3. ALAT MUSIK
Mitos :
Belilah alat musik yang murah saja bagi yang baru belajar.
Nanti kalau sudah profesional, baru membeli yang mahal.

Fakta :
Hati-hati dalam membeli alat musik. Tidak semua alat musik memiliki kemampuan yang sama satu dengan yang lain. Yang membedakan harga alat musik biasanya bahan dan bentuknya, tapi saat ini alat musik yang bentuknya menyerupai pun bisa menipu. Lebih baik mensurvei harga di toko musik di kota anda atau cek lewat web toko musik yang terpercaya.
Merk dari alat musik tersebut tidak bisa menjadi jaminan, bahkan sering dijadikan patokan orang yang berniat memalsukan merk alat musik tersebut.
Jika kita membeli alat musik yang murah saja, maka kita bisa terjebak kepada barang palsu dan akhirnya tidak bisa belajar dengan baik. Jadi, belilah alat musik yang sesuai dengan kebutuhan,
bukan disesuaikan dengan keuangan semata, dan tanyakan/carilah informasi mengenai alat musik yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan.


1.4. MASA DEPAN MUSISI
Mitos :
Masa depan musisi itu suram dan tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup jika dijadikan pekerjaan tetap.

Fakta :
Tidak ada satupun pekerjaan yang bisa tetap abadi selamanya. Semuanya tergantung yang melaksanakannya. Jika diibaratkan seorang koki yang seharusnya memasak dengan benar, tapi begitu dia melakukan tindakan menyalahi aturan, maka masa depan pekerjaan koki tersebut pasti hancur.
Jadi masa depan musisi itu tergantung dari musisi itu sendiri.
Tidak ada yang bisa membuat musisi tersebut naik dan turun karirnya, hanya musisi itu sendiri yang menentukan nasibnya sendiri.


1.5. MUSIK ROCK VS KLASIK
Mitos :
Musik rock identik dengan kekerasan. Sedangkan musik klasik identik dengan kemewahan.

Fakta :
Musik bergenre Rock itu sebenarnya dilihat dari sudut komposisi cara membuat (dari not balok) lagu rock tersebut, bukan dari kerasnya suara. Karena komposisinya terlihat bentuknya tetap, maka identik
dengan cadas dan bentuknya juga tetap. Namun jika melihat beberapa komposisi musik Klasik, ada
juga yang mirip dengan komposisi musik Rock. Hanya perbedaannya adalah; musik Klasik cenderung temponya berubah-ubah sesuai rasa dan pembawaan dari musisi Klasik, sedangkan
musik Rock cenderung bertempo tetap.
Untuk memainkan rasa dari musik Rock tersebut, musisi hanya memberikan efek keras dan bertempo cepat. Jadi, musik Rock dan Klasik kadang banyak memberikan kemiripan, yaitu: perhitungan
tetap, dan sama-sama membutuhkan alat musik yang cukup mahal dan terkesan mewah.

1.6. STUDIO MUSIK
Mitos :
Ampli untuk studio musik itu harus merk terkenal dan kekuatannya besar.

Fakta :
Tidaklah memberikan jaminan jika pengusaha studio musik menggunakan ampli besar dan bermerk pasti menghasilkan suara yang menawan.
Jika ditata dengan baik, maka dengan menggunakan ampli kecil pun sudah bisa menghasilkan suara yang menawan.
Jadi, alokasikan dana untuk membuat studio ke bagian slow moving (ruang studio), sehingga untuk bagian fast moving (ampli) tidak memakan biaya besar.

1.7. SKILL
Mitos :
Anak kursus itu tidak bisa apa-apa, tidak bisa main organ tunggal, jadi percuma belajar di kursus kalo tidak bisa ini-itu.

Fakta :
Menjadi pemain organ tunggal bukan tujuan akhir dari tempat kursus musik. Tempat kursus sebenarnya membekali keterampilan dan pemahaman, selanjutnya tetap menjadi pilihan siswa itu
sendiri untuk menjadi pemain atau menjadi yang lain. Bahkan tidak semua pelaku musik itu paham apa yang dilakukannya, dan tidak sedikit yang menjadi pelaku musik karena nekat.
Tidak mudah membedakan yang benar-benar pelaku musik dan yang nekat, tapi jika orang tua dari murid itu sendiri mengawasi perkembangannya, maka orang tua bisa mengetahui bahwa apakah tepat atau tidak tempat kursus tersebut.
Jadi, yang membuat murid itu mahir bukan sekedar pengajarnya saja yang memberikan pelajaran, tapi orang tua juga harus selalu mengawasi perkembangannya.

Post a Comment

0 Comments